I would not wish any companion but you
-Shakespeare-
Sebenarnya kisah ini sudah terdapat dalam draft sejak 28 Oktober 2018, tapi tidak ada salahnya untuk mengunggahnya saat ini.
Suatu hari, saya bertemu dengan seorang pria paruh baya (sebenarnya sudah beberapa kali bertemu dengan bapak ini karena kami tinggal di kompleks yang sama walaupun berbeda blok).
Kali ini saya bertemu dengannya di sebuah angkutan umum. Dengan rambut yang sudah mulai rontok, bapak ini duduk di angkutan umum dengan tak dan nyaman: postur badannya memang tinggi besar. Jadi, tentu bukan hal mudah baginya untuk menekuk kakinya, dengan kaos putih berkerah, celana jins pendek, dan sandal hitam, dia duduk dengan sabar sambil menunggu sopir yang sedang menunggu 'sewa'. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari penampilannya hari itu, kecuali.....
Pandangan para penumpang saat itu tertuju padanya.
Apa yang membedakannya?
Dia membawa sebuah tas anyaman plastik yang biasa dibawa ibu-ibu untuk meletakkan barang belanjaannya.
Saya pun bertanya dalam hati,mau ke mana Bapak ini dengan tas belanjaan seperti itu?
Masa sih ke pasar?
Ada beberapa pasar yang dilalui oleh rute angkutan umum ini. Baiklah, jika dia turun di salah satunya, berarti si Bapak beneran ke pasar nih! Pikirku.
Daaan ternyata benar!
Tidak lama dia turun di salah satu pasar dengan membawa tas anyaman plastik tersebut!
Di tahun 2018, ternyata memang ada ya pria yang tidak malu dan gengsi untuk menggantikan tugas istri untuk berbelanja, lengkap dengan tas anyaman pula.
Dan tidak hanya ini, beberapa waktu setelah itu, saya bertemu dengan keluarga si Bapak: istri dan anaknya (anaknya mungkin sekitar umur 19 tahun) dengan postur tubuh yang tinggi seperti bapaknya, sedangkan ibunya, kebalikannya.
Saya melihat si Bapak membawakan tas istrinya (walaupun terlihat tidak berat), mereka berjalan bertiga sambil mengobrol.
Mungkin hal ini terkesan sederhana bagi beberapa orang, tapi tidak bagi saya.
Di saat usia si Bapak yang semakin senja, dia tetap berusaha melakukan yang terbaik bagi istri (dan keluarga). Betapa pembagian tugas dan pekerjaan rumah dapat mereka lakukan hingga sekian lama dengan baik tanpa mementingkan ego dan gengsi masing-masing.
No comments:
Post a Comment