Aku menunggu di sebuah halte transjakarta,setelah beberapa lama
*Dialog 1*
(Kumelihat seorang pria pergi menjauh)
:"Mas gak jadi naik TJ?"
:"Enggak,kelamaan sih,mbak.Saya mau pesan ojek daring aja"
*daring=dalam jaringan.Translasi dari bahasa Inggris: online)
-kesimpulan: Masih banyak pilihan menuju tempat yang diinginkan.
*dialog 2
Seorang perempuan yang kira-kira sebaya denganku mengenakan kemeja putih dan rok hitam sambil membawa tas tambahan berwarna biru berisi beberapa map cokelat pun pergi menjauh.
:"Loh,gak jadi naik TJ mbak?"
:"Kalau saya nunggu,bisa telat sampe kantor,mbak (melihat jam).Udah jam segini. Saya mau pesan taksi online aja.
-kesimpulan: Jika terlalu lama menunggu,orang akan memilih hal yang lebih pasti.
*dialog 3
Seorang pria paruh baya mengenakan kaos putih dan celana jins pergi menjauh
:"Bapak gak mau nunggu TJ?"
:"Kelamaan,neng.Saya mau naik angkot aja."
:"Naik angkot kan lama juga,Pak.Sopirnya kan biasanya ngetem.Kenapa gak naik kendaraan online?"
:"Nah,ini...kalau semua orang memikirkan hal yang sama seperti neng,gimana,nasib para sopir angkot?Gimana mereka bisa bayar setoran ke atasan mereka?Gimana nasib keluarganya yang bergantung padanya?"
:"Tapi,Pak para pengendara kendaraan online juga punya keluarga yang harus mereka hidupi."
:"Nah,mereka butuh orang-orang seperti neng dan para sopir angkot juga butuh orang-orang seperti saya."
-kesimpulan:
Siapapun kita,kita dibutuhkan orang lain
*Dialog 4
Kali ini saya pun menjauh dari halte TJ dan menuju halte bus.Di sana saya melihat seorang pria berumur sekitar 20 tahun duduk dengan tatapan kosong. Aku mengurungkan niat untuk mengajaknya berbincang dan memutuskan untuk memperhatikan.
Satu jam telah berlalu.
Dua jam.
Tiga jam.
Empat jam.
Semua bus dan angkot yang melewati jalur ini tidak diacuhkan.
Apa yang dia tunggu?
Atau siapa yang dia tunggu hingga dia bertahan selama ini?
Kuputuskan untuk menunggu sejam lagi.
Lima jam sudah kududuk bersamanya dan dia tetap menunggu.
:"Permisi,mas.Sudah lima jam saya di sini merhatiin mas,tapi mas hanya diam.Saya penasaran,apa yang mas tunggu?siapa yang mas tunggu?"
:"Saya gak tau apa yang saya tunggu." (Tanpa melihatku)
:"Kalau gak tau apa/siapa yang ditunggu,kenapa mas mau menunggu?" *bukankah ini tidak masuk akal.
:"saya melakukannya karena saya mau."
:*dia benar. Itu jawaban mutlak* "Mas tau sampai kapan mas akan menunggu?" (Akhirnya dia melihatku)
:"Apakah ada batas waktu untuk menunggu?"
:"Hmm..bukankah biasanya begitu?"
:"Berarti mereka tidak menunggu dengan ikhlas.They don't know the art of waiting."
:*the art of waiting kata itu terekam di pikiranku* Saya salut.Kesabaran mas sungguh luar biasa."
:"Bukankah Tuhan bekerja dengan cara yang misterius?
:"Tentu"
:"Itu yang selalu saya percaya: Terkadang Dia langsung menunjukkan jalan yang terbaik, terkadang kita harus berjalan sendiri terlebih dulu untuk beberapa saat dan Dia akan menunjukkannya."
:"Jadi, mas benar-benar masih ingin menunggu?"
:"Ya, saya akan menunggu sampai saya tau siapa/apa yang saya tunggu. Pada saat itu terjadi, hati saya yang akan berbicara."
:"Semoga mas segera menemukan jawabannya. Mas tau mungkin saat mas menunggu di sini, ada banyak hal luar biasa menanti mas di suatu tempat." (Aku beranjak dari tempat duduk dan tersenyum.)
:*Dia membelalakan matanya*
:"The art of waiting"
No comments:
Post a Comment