Jadi, hanya ini yang bisa gue ceritakan kepada kalian.
hope you'll enjoy it;)
Art talk: “Fashion&The art World”
acara ini dimulai jam 13.30 dengan pembicara salah satu designer terkenal di indonesia, Sebastian Gunawan..
untuk kalian yg lupa atau yg belum tau siapa itu sebastian gunawan..
lihatlah foto di bawah ini..
i know i'm not preety in this pict, so just focus on the man by my side, ok? :)
he's sebastian gunawan(seba)
ada beberapa pernyataan menarik yang disampaikan seba dalam dialog tersebut.diantaranya:
1. tren warna tidak diciptakan oleh fashion designer.
2. Lulus dari sekolah mode, tidak dapat dikatakan seorang designer, tetapi sesseorang dapat dikatakan fashion designer jika karya mereka diterima oleh masyarakat luas.
3. Tapi pernyataannya yang paling menarik adalah "design mencerminkan masyarakat sebuah negara:budaya bangsa, religi, sosial, budaya, dan ekonomi "
entah kenapa setelah mendengar pernyataan itu, gue baru menyadari bahwa designer adalah bagian dari seniman.membuat gue teringat dengan teori Alan Swingewood dan Diana Laurenson dalam buku The Sociology of Literature yang menyatakan " a literature is a miror of its age"
yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono dalam buku terjemahannya Sosiologi Sastra "Sastra adalah cermin masyarakat pada zamannya"
*Entah kenapa, teori sosiologi sastra ini selalu melekat dalam ingatan gue.sampe-sampe, gue dapat julukan dari dosen "Astry si ahli teori sosiologi sastra". jadi apapun yg berkaitan dgn teori ini, pasti beliau pertama kali tanya gue, baru ke mahasiswa lainnya.
Adalah hal yang menarik melihat keterkaitan antara karya sastra(yang bersifat fiksi) dengan keadaan masyarakat pada suatu zaman di suatu negara (nonfiksi). teori ini juga yang dapat kita gunakan ketika kita akan mengkritik seseorang. Tidak dapt dipungkiri bahwa sastra adalah salah satu media penulis untuk menyampaikan pendapat atau kritik mereka terhadap pemerintah.*
Berdasarkan teori tersebut (Alan Swingewood dan Diana Laurenson) dan ditambah dengan teori yang disampaikan Seba, membuka pikiran gue bahwa betapa dekatnya jarak antara designer dengan seorang seniman bahkan penulis.dan jika fashion dan seni dipadukan, maka akan membentuk sebuah kesatuan yang utuh, sebuah persepsi baru.
salah satu contohnya adalah ini..gaun karya designer sapto djoko kartiko yg beberapa waktu lalu telah dipamerkan di Dewi Fashion Knight,Jakarta Fashion Week 2012. Gaun ini mendapat ilham dari cerita calon arang.Mitos masyarakat Bali yg bercerita tentang seorang janda(bernama Calon Arang) yang memiliki ilmu teluh.
dalam acara PMR Cube ini, sapto djokokartiko bekerja sama dengan seorang kurator. Jika dilihat secara kesatuan yg utuh, karya ini menceritakan ttg alter ego yang selalu ada dalam setiap manusia(dalam hal ini perempuan) bahwa akan selalu ada sisi baik&sisi buruk seseorang.
karya berikutnya (maaf, gue lupa siapa designernya) jika kalian lihat,ada beberapa elemen unik yang dihadirkan olehnya:
gaun, tali temali, bayi, dan mayat.
beginilah cara kita menganalisisnya:
karya ini bercerita tentang kehidupan manusia..
kelahiran (yg dilambangkan dengan bayi), remaja dan pernikahan (yang dilambangkan dengan 2 gaun perempuan), dan kematian (yang dilambangkan dengan tengkorak)..semuanya memiliki keterkaitan satu sama lain dan akan terus berulang (dilambangkan dengan pemakaian tali yg menghubungkan semua elemen tersebut)
2 foto tersebut bisa mewakili bahwa sebuah design akan berubah menjadi sebuah seni jika dipadukan dengan unsur lain..
dan 2 foto ini&acara talk show oleh sebastian gunawan ini benar-benar sangat membuka mata gue bahwa fashion is not only about glamour..fashion can become an art
beautifull and meaningfull art
waah..jujur, baru kali ini gue liat live painting..
jadi gue sangat bersemangat menunggu acara yang satu ini ditambah rasa penasaran yang membuncah..maka makin lengkaplah sudah:)
sang pelukis sudah siap dengan semua peralatannya..tapi terlihat dia sedang menunggu sesuatu.
ternyata....ada ritual khusus yg biasanya dilakukan oleh indira..
seorang gadis bergaun putih lengkap (ternyata modelnya adalah Adinia Wirasti) dengan aksesoris khas Jawa masuk ke ruangan didampingi dengan seorang pria mengenakan busana khas jawa tengah: berbatik dan mengenakan blankon..
pria ini membawa 2 buah dupa sambil menembang tembang jawa..
dupa&tembang jawa inilah yang mengiringi indira selama melukis
dan setelah satu jam..maka hasil dari lukisan indira adalah...
acara ini dimulai jam 13.30 dengan pembicara salah satu designer terkenal di indonesia, Sebastian Gunawan..
untuk kalian yg lupa atau yg belum tau siapa itu sebastian gunawan..
lihatlah foto di bawah ini..
i know i'm not preety in this pict, so just focus on the man by my side, ok? :)
he's sebastian gunawan(seba)
ada beberapa pernyataan menarik yang disampaikan seba dalam dialog tersebut.diantaranya:
1. tren warna tidak diciptakan oleh fashion designer.
2. Lulus dari sekolah mode, tidak dapat dikatakan seorang designer, tetapi sesseorang dapat dikatakan fashion designer jika karya mereka diterima oleh masyarakat luas.
3. Tapi pernyataannya yang paling menarik adalah "design mencerminkan masyarakat sebuah negara:budaya bangsa, religi, sosial, budaya, dan ekonomi "
entah kenapa setelah mendengar pernyataan itu, gue baru menyadari bahwa designer adalah bagian dari seniman.membuat gue teringat dengan teori Alan Swingewood dan Diana Laurenson dalam buku The Sociology of Literature yang menyatakan " a literature is a miror of its age"
yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono dalam buku terjemahannya Sosiologi Sastra "Sastra adalah cermin masyarakat pada zamannya"
*Entah kenapa, teori sosiologi sastra ini selalu melekat dalam ingatan gue.sampe-sampe, gue dapat julukan dari dosen "Astry si ahli teori sosiologi sastra". jadi apapun yg berkaitan dgn teori ini, pasti beliau pertama kali tanya gue, baru ke mahasiswa lainnya.
Adalah hal yang menarik melihat keterkaitan antara karya sastra(yang bersifat fiksi) dengan keadaan masyarakat pada suatu zaman di suatu negara (nonfiksi). teori ini juga yang dapat kita gunakan ketika kita akan mengkritik seseorang. Tidak dapt dipungkiri bahwa sastra adalah salah satu media penulis untuk menyampaikan pendapat atau kritik mereka terhadap pemerintah.*
Berdasarkan teori tersebut (Alan Swingewood dan Diana Laurenson) dan ditambah dengan teori yang disampaikan Seba, membuka pikiran gue bahwa betapa dekatnya jarak antara designer dengan seorang seniman bahkan penulis.dan jika fashion dan seni dipadukan, maka akan membentuk sebuah kesatuan yang utuh, sebuah persepsi baru.
salah satu contohnya adalah ini..gaun karya designer sapto djoko kartiko yg beberapa waktu lalu telah dipamerkan di Dewi Fashion Knight,Jakarta Fashion Week 2012. Gaun ini mendapat ilham dari cerita calon arang.Mitos masyarakat Bali yg bercerita tentang seorang janda(bernama Calon Arang) yang memiliki ilmu teluh.
dalam acara PMR Cube ini, sapto djokokartiko bekerja sama dengan seorang kurator. Jika dilihat secara kesatuan yg utuh, karya ini menceritakan ttg alter ego yang selalu ada dalam setiap manusia(dalam hal ini perempuan) bahwa akan selalu ada sisi baik&sisi buruk seseorang.
karya berikutnya (maaf, gue lupa siapa designernya) jika kalian lihat,ada beberapa elemen unik yang dihadirkan olehnya:
gaun, tali temali, bayi, dan mayat.
beginilah cara kita menganalisisnya:
karya ini bercerita tentang kehidupan manusia..
kelahiran (yg dilambangkan dengan bayi), remaja dan pernikahan (yang dilambangkan dengan 2 gaun perempuan), dan kematian (yang dilambangkan dengan tengkorak)..semuanya memiliki keterkaitan satu sama lain dan akan terus berulang (dilambangkan dengan pemakaian tali yg menghubungkan semua elemen tersebut)
2 foto tersebut bisa mewakili bahwa sebuah design akan berubah menjadi sebuah seni jika dipadukan dengan unsur lain..
dan 2 foto ini&acara talk show oleh sebastian gunawan ini benar-benar sangat membuka mata gue bahwa fashion is not only about glamour..fashion can become an art
beautifull and meaningfull art
Live Painting by Indira
acara selanjutnya pada pukul 16.00 WIB adalah live painting by indira..waah..jujur, baru kali ini gue liat live painting..
jadi gue sangat bersemangat menunggu acara yang satu ini ditambah rasa penasaran yang membuncah..maka makin lengkaplah sudah:)
sang pelukis sudah siap dengan semua peralatannya..tapi terlihat dia sedang menunggu sesuatu.
ternyata....ada ritual khusus yg biasanya dilakukan oleh indira..
seorang gadis bergaun putih lengkap (ternyata modelnya adalah Adinia Wirasti) dengan aksesoris khas Jawa masuk ke ruangan didampingi dengan seorang pria mengenakan busana khas jawa tengah: berbatik dan mengenakan blankon..
pria ini membawa 2 buah dupa sambil menembang tembang jawa..
dupa&tembang jawa inilah yang mengiringi indira selama melukis
dan setelah satu jam..maka hasil dari lukisan indira adalah...
oh iya, hasil lukisan ini adalah lukisan dgn cat warna dasar
tanpa diberi warna tambahan
tanpa diberi warna tambahan
(mengingat waktu yang disediakan hanya 1 jam)
itu adalah 2 acara yang berhasil gue hadiri di tanggal 3 desember 2011 ..
gue gak mengikuti acara itu sampai selesai ..karena jujur aja yang gue tunggu adalah acara meet&greet
dengan para fashion designer, terutama designer favorit gue save tex saverio
<--ini adalah designer yang gue tunggu-tunggu, Tex Saverio
tapi sayangnya menurut panitia, rio (panggilan akrab tex saverio)
membatalkan kehadirannya di acara tersebut..
agak kecewa sih, makanya begitu tau acara meet&greet dibatalkan, gue dan angel, serta mishelly memutuskan untuk pergi dari acara itu dan melanjutkan perjalanan ke Plaza Semanggi
tapi sebelum pergi, gue sempat mengambil beberapa foto dari exhitibion art karya para seniman indonesia
Souvenirs for art lovers
lukisan karya Didik Nurhadi
*cara analisis menurut gue:
Lukisan ini menggambarkan'keberhasilan' negara Barat (dilambangkan dengan Ronald Mcdonald) yang menjadikan
budaya konsumerisme yang telah menjalar di beberapa negara. dan rasa bangga amerika yang telah mengubah sifat suatu masyarakat
lukisan karya Chusin Setiadikara
berjudul "Real and Unreal"
Lukisan karya Arie Dyanto berjudu "Lights Out"
lukisan karya Edo Pillu berjudul " Asketik"
dua karya ini adalah salah satu bagian dari "Conservation Laws of Fashion" karya Wahyu Srikaryadi
lukisan "Black&White" karya Monika Ary Kartika Soetjipto
No comments:
Post a Comment