Friday, April 24, 2020

Sepenggal Kisah di Hari Buku Sedunia



Selamat hari buku sedunia!

Memperingati hari istimewa ini, entri ini akan saya awali dengan sebuah kutipan dari John Green. 


"Books are the ultimate Dumpees: put them down and they'll wait for you forever; pay attention to them and they always love you back. '
― John Green, An Abundance of Katherines

Pada hari ini, beberapa tahun yang lalu ada sebuah kejadian yang sampai sekarang masih teringat jelas. Kejadian ini tepat pada hari buku sedunia. 


Beberapa tahun yang  lalu (ya, betul saya ulangi beberapa kali sebagai penekanan) saya melamar sebagai penulis cerita fiksi pada sebuah penerbit. Ternyata mereka meminta saya untuk datang ke rumah pemilik penerbit untuk proses wawancara. Setelah bertanya banyak hal, akhirnya beliau bertanya tentang naskah-naskah yang penah saya tulis. Waktu itu saya membawa buku Taman Nokturnal karya saya. (Oh iya, alhamdulillah buku Taman Nokturnal sudah menjadi salah satu koleksi perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Jika kalian sedang berada di sana, silakan dibaca ya☺) 

Kembali ke cerita, beliau bertanya banyak hal termasuk tentang pemilihan judul dan isi buku. Saya menceritakan secara garis besar buku tersebut, terlihat jelas beliau tidak menyukainya. Saya ingat kata-kata beliau, "Ceritanya sudah ditebak. Judulnya tidak menceritakan isi cerita. "

Jujur, itu sesuai dengan keinginan saya.  Saya ingin memberikan sebuah judul yang membuat orang bertanya-tanya tentang cerita, ada unsur penasaran yang menjadi modal pembaca untuk membaca. Itu menurut saya ya. 
Kemudian beliau memberikan saya sebuah buku yang merupakan hasil terbitan mereka. Saya lupa judulnya, yang saya ingat, buku ini bergenre thriller. "Coba menurut kamu buku ini menceritakan apa? ".

Berbekal membaca judul (tanpa melihat sinopsis sampul buku), saya menceritakan diagnosis saya mengenai buku tersebut: awal, tengah hingga akhir cerita. " Nah, bagus! Judul buku itu harus seperti itu. Pembaca harus tau ceritanya seperti apa. "

Saya dalam hati, "ya kalau saya sudah bisa menebak jalan ceritanya, buat apa saya membeli dan membantu buku itu? "

Kemudian  beliau bertanya genre Taman Nokturnal dan mereka bilang bahwa sebenarnya mereka lebih banyak menerbitkan buku bergenre thriller, komedi, dan nonfiksi. Beliau bilang kalau genre fiksi, apalagi romantis, tidak menguntungkan dan hanya bisa bertahan sebentar di toko buku.

"Kamu gak punya naskah lain? "  katanya. Saya bercerita tentang naskah fiksi K-pop yang sedang saya kerjakan waktu itu. (Sebenarnya naskah ini sudah saya ikutsertakan untuk kompetisi menulis yang diselenggarakan salah satu penerbit besar, tapi tidak terpilih sebagai pemenang). 
"(Cerita) K-pop tuh gak laku dijual, gak menarik! "

Dalam hati, "Kalau gak menarik, gak mungkin dong Gramedia bikin kompetisi menulis! " 

(Dan memang terbukti kan gak lama setelah itu, fiksi populer K-pop booming banget! 

Kemudian, saya menceritakan tentang garis besar naskah K-pop yang saya tulis itu. Beliau memang banyak memberi masukan yang kemudian saya aplikasikan pada cerita. 

Setelah itu, beliau bilang, "Begini deh. Saya punya banyak banget judul buku. Saya bacain ya. Siapa tau kamu mau. "

Ini asli kesempatan yang sangat luar biasa, seperti sedang kepanasan dan ada yang menawarkan tempat berteduh. 

Beliau menawarkan saya beberapa judul buku nonfiksi yang didominasi genre bisnis, agama, dan tips. Kemampuan saya yang masih terbatas, mengharuskan saya untuk meriset setiap detail cerita fiksi, tidak terbayang riset yang harus saya lakukan untuk membuat nonfiksi. 
Beliau juga menawarkan beberapa judul thriller. Beliau membaca beberapa (kemungkinan) judul buku sambil berharap siapa tau saya mendapat inspirasi. 
Setelah mendengar beberapa judul, inspirasi langsung menuju cerita nonfiksi (dasar kemampuan masih terbatas 😅! Dan langsung merasa bodoh sekali). 
Beliau juga sempat menawarkan saya untuk menulis cerita klasik Rusia. 

Terakhir, beliau bilang, "Ya udah, sekarang kamu pikirkan baik-baik, kamu pulang, istirahat, setelah itu dalam waktu seminggu, kamu kirim 1 bab (pilihan)dari judul-judul buku tadi. 
Apakah saya mengirimkan bab buku yang diminta? 
Tidak. 
Karena belum mampu menulis genre yang diminta. 



Apakah cerita ini sudah selesai? 



B






E








L











U










M




Beberapa bulan setelah akhirnya saya merevisi naskah K-pop, ada sebuah kompetisi menulis. Durasi lomba sangat sempit waktunya karena memang ditujukan untuk naskah yang sudah siap. 


Kalau tidak salah,  dari semua naskah yang masuk, 13 akan dipilih menjadi kandidat dan hanya 3 naskah terbaik yang akan terpilih menjadi pemenang. 


Apa hadiahnya? 
3 naskah terbaik akan diterbitkan dan dibeli dengan sistem beli putus. Jadi, setelah diterbitkan, penulis tidak akan mendapat royalti penjualan buku. 



Tanpa pikir panjang, saya kirimkan naskah yang saya miliki. 


Setelah masuk 13 terbaik. 

Alhamdulillah terpilih menjadi salah satu dari 3 naskah yang diterbitkan Indomaret. 



Naskah yang terpilih itu adalah naskah yang kalah dalam kompetisi penerbit besar. 

Naskah yang terpilih itu adalah naskah yang menurut penetbit lain, tidak akan laku di pasar. 

Naskah yang terpilih itu adalah naskah yang menurut penerbit lain, bertema tidak menarik. 

Naskah yang terpilih itu, adalah naskah yang beberapa waktu lalu dibeli Indomaret. 




Dari sini pula saya percaya bahwa setiap naskah memiliki jalan dan nasibnya sendiri. 

Ada yang harus menempuh perjalanan panjang : ditolak, dikritik, dilempar, dan sebagainya. 

Ada juga yang berhasil menuju tempat yang dia inginkan dengan mulus. 




Selamat hari buku sedunia. 









No comments:

Post a Comment