Saturday, July 21, 2012

it's NOT ok!

"ok, I'll be there"..
"ok, see you soon"
"ok, I got it" ...

have you ever count it..how many times you said "ok" in one day?

sometimes, we didn't realize it,right?

tapi pernahkah terlintas dalam pikiran kita tentang arti kata,ok?
bagaimana etimologi kata itu?bagaimana sejarahnya?

first, allow me to tell you a story few years ago.
a story that really inspired me to write it down in this blog.

beberapa tahun lalu ketika saya masih sekolah, ada sebuah acara talkshow di

sebuah stasiun televisi swasta. Bintang tamu yang hadi mewarnai acara itu
adalah seorang pembaca acara senior di Indonesia, om (alm.) Ebet Kadarusman *beliau telah meninggal 20 Maret 2010 lalu*

pada saat itu, sang pembawa acara terlalu sering mengucapkan kata "ok"
dan om Ebet pun menegurnya.terjadilah percakapan berikut:
*catatan:
E= om Ebet Kadarusman
P=  pembawa acara

E: "kamu jangan terlalu sering mengucapkan kata "ok". kamu tau gak arti kata "ok"?
P: "enggak,om. Saya gak tau"
E "kalau kamu gak tau arti sebuah kata, lebih baik kamu jangan pakai kata itu. Gunakanlah kata-kata yang kamu tau artinya. Jangan salah, kata "ok" juga ada sejarahnya"

dan pembicaraan pun akhirnya menyimpang dari topik utama karena almarhum, membahas sisi
historis kata "ok"
 
ia berkata :
 " kata ok (okay) dulunya adalah panggilan atau sebutan terhadap kaum budak kulit hitam di Amerika. (dan tentu saja isu rasisme sangat kental di sini). Jadi, jangan ucapkan kata itu lagi"
 WOW!!sebuah hal yang mengejutkan! saya tidak menyangka bahwa sebuah kata pendek
seperti itu ternyata memiliki sebuah nilai historis yang sangat besar&memilukan.

lalu bagaimana cara kita mengetahui kualitas seorang pembawa acara, MC, host
(sampai sekarang gak tau apa yg membedakan 3 profesi ini)?

jawabnya,
"Lihatlah dari banyaknya dia mengucapkan kata "ok"!semakin dia jarang mengucapkan
kata itu, maka semakin berkualitaslah dia.. dan jika terlalu sering, itu menandakan bahwa dia bukan pembawa acara yang baik" 

begitulah kira-kira kalimat yaang diucapkan almarhum.
beberapa orang yang telah menjadi seorang pembawa acara berkualitas seperti
Tantowi Yahya (sering dipercaya dalam acara2 besar seperti Puteri Indonesia,SEA GAMES,dll)
atau mungkin Ferdi Hasan yg dipercaya menjadi pembawa acara pada pernikahan putra Presiden negeri ini.

apa yg membedakan mereka? mereka TIDAK mengucapkan kata "ok" dalam acara yg mereka pimpin. (kecuali jika mereka memang berbahasa Inggris secara penuh bukan setengah-setengah) dan setiap tutur kata mereka pun sangat terjaga :)

sekarang, kembali ke nilai historis kata tadi. Bagi kalian yg mungkin kurang yakin dengan perkataan almarhum, bisa kalian googling nilai historis kata itu dan sangat banyak, salah satunya:

A verifiable written attestation of the particle 'kay' is from a North Carolina slave not wanting to be flogged by a European visiting America in 1784:
Kay, massa, you just leave me, me sit here, great fish jump up into da canoe, here he be, massa, fine fish, massa; me den very grad; den me sit very still, until another great fish jump into de canoe;...[6]

dan baru-baru ini, saya mendengar seorang news anchor yg sedang menemani seorang chef memasak berkata sepert ini:

"ok, sambil menunggu ini matang....ok, ya......iya, ok...nah chef  bisa gak bahan ini diganti bahan lain? ok...ya...ok"

bagaimana perasaan kalian ketika mendengar seseorang berkata seperti ini?

Agak kesal mendengarnya...pemirsa pun tidak mengerti apa yg ingin disampaikan oleh si news anchor".

Kalau kalian perhatikan, justru orang Amerika sendiri sudah mulai jarang menggunakan kata ini.
Mereka akan menggantinya dengan kata:
"alright" , " fine" atau kata yang lainnya..

Jadi, mulai sekarang.. cobalah untuk mengurangi pemakaian kata "ok" .
gantilah dengan kata-kata lain yang lebih sopan.

dan jika memang tetap ingin menggunakan kata itu, maka gunakanlah dalam konteks
penggunaaan bahasa Inggris secara penuh..bukan kontaminasi behasa seperti tadi:)

dan untuk orang-orang yang selalu mengganggap remeh bahasa atau kata..
it's time to open your eyes,guys!!

seperti peribahasa dalam bahasa Rusia:
"Будешь знать язык – будешь знать и народ"
                yang berarti tahu bahasa, tahu negara"
Dengan sebuah kata, kita bisa tau nilai historis sebuah kata, nilai etimologi, nilai budaya,dll. 

No comments:

Post a Comment